Persoalan yang paling banyak dimunculkan
dalam berbagai forum burung adalah bagaimana membuat burung yang tidak
bunyi menjadi bunyi; bunyi jelek menjadi bagus; bunyi bagus tetap
konsisten bagus. Hal ini sangat wajar karena tujuan utama yang dikejar
para kicaumania dalam memelihara burung adalah bagaimana burung mereka bisa bunyi bagus.
Ya, namanya saja “kicau (burung) mania”
dan bukan “gaya (burung) mania” dan bukan pula “tarian (burung) mania”.
Meskipun masalah penampilan juga sangat penting, khususnya untuk burung2
lomba, tetapi dalam hal ini saya lebih banyak berbicara dalam hal
kicauan dulu. Lagi pula, kebanyakan gaya burung dalam bertarung relatif
tetap dan relatif tidak bisa di-treatment untuk diubah.
Kicauan burung sangat berkaitan dengan kesehatan sebagai variabel independen (yang mempengaruhi). Kesehatan ini ada dua; fisik dan mental,
yang keduanya tidak bisa dipisahkan sama sekali. Sesehat apapun kondisi
fisik burung, kalau terganggu kondisi mentalnya, maka kesehatan fisik
langsung terganggu dan tidak akan pernah mau bunyi, apalagi bunyi bagus.
Begitu juga kalau mentalnya bagus, maka ketika kondisi fisiknya
terganggu, misalnya nglabrak2 dan pangkal paruhnya berdarah, maka akan
menyebabkan burung tidak bisa tampil maksimal.
1. Kesehatan fisik akan tercapai bila burung tercukupi dalam hal pakan (4 sehat, 5 sempurna), air dan sinar matahari.
2. Kesehatan mental akan tercapai bila burung berada dalam kondisi “senang” dan tidak tertekan.
Berkaitan dengan terpenuhinya 4 sehat 5 sempurna, maka pentinglah bagi burung untuk selalu disuplai makanan tambahan.
- Untuk burung dengan pakan utama serangga (MB, jenis2 kacer,
dll) perlu diberi tambahan vitamin secara rutin dan terukur. Untuk
jenis burung ini yang terbiasa diberi voor, bisa dipertimbangkan perlu
tidaknya pemberian vitamin. Kalau dalam kemasan voor sudah tertulis
bahwa voor tsb kaya akan kandungan vitamin, mungkin tidak perlu ada
tambahan suplemen. Untuk burung2 yang tidak diberi voor (karena
dikhawatirkan akan menurunkan kualitas suara) mutlak harus ditambah
suplemen (khususnya vitamin).
- Untuk burung dengan pakan utama berupa buah (jenis cucak misalnya), perlu diberi serangga secara teratur dan terukur.
- Untuk burung pemakan biji, perlu sering diberi serangga dan buah/sayuran. Kenari dan branjangan misalnya, perlu ada kroto dalam menu makanannya.
Berkaitan dengan terpenuhinya sinar
matahari (untuk pengubahan pro vitamin D menjadi vit D; mematikan jamur
dan juga kutu), maka itulah perlunya penjemuran. Untuk sekadar alasan
kesehatan (bukan treatment agar “ganas” dsb), penjemuran rutin cukup 30 –
60 menit di pagi hari.
Konsistensi
Lebih penting dari semua hal di atas adalah masalah konsistensi dalam pemberian, baik dalam hal jadwal maupun takaran.
Pemberian pakan dengan jadwal yang tidak
teratur, kadang diganti pagi, kadang sore; atau jumlah yang tidak
teratur, kadang sesendok kadang tiga sendok, atau jenis pakan (misalnya
voer) yang berganti-ganti, kadang merk A kadang merk B, membuat burung
tidak stabil.
Berkaitan dengan masalah konsistensi inilah maka perlu kiranya bagi para kicaumania untuk menetapkan jenis, jadwal dan jumlah pakan bagi burung mereka yang dilaksanakan secara konsisten.
Misalnya Anda sudah menetapkan pola
makan: pagi jangkrik 4 ekor, siang kroto sesendok, sore jangkrik 5 ekor
plus cacing 2 ekor, maka konsisten saja itu dilakukan.
Demikian pula halnya dalam hal memandikan
dan menjemur. Harus konsisten. Kalau burung Anda biasa dimandikan pagi,
ya pagi terus. Kalau sore, ya sore terus. Kalau pagi-sore, ya pagi-sore
terus. Kalau seminggu hanya sekali pada hari Minggu, ya seminggu sekali
saja pada haru Minggu. Bukan menjadi seminggu dua kali hanya karena
kebetulan pada pekan itu ada libur selain hari Minggu.
Kalau memang perlu ada perubahan maka
hendaknya perubahan tidak dilakukan secara drastis dan konsisten
menerapkan pola baru tersebut. Adakan perubahan secara bertahap. Untuk
ganti merk pakan misalnya, maka campurkan saja pakan yang biasanya
dengan pakan yang baru. Hari berikutnya, merk tertentu yang hendak
dihilangkan, dikurangi porsinya sedikit demi sedikit, sampai pada
akhirnya hanya voer pengganti yang kita sodorkan.
Tips dan trik menjaga kesehatan fisik:
1. Jangan pernah iseng memberi pakan
burung tidak pada jadwal waktunya (misalnya ada jangkrik lepas, ya
masukkan kandang jangkrik, jangan iseng diberikan ke burung yang ada di
dekat Anda).
2. Jangan iseng memandikan burung tidak pada waktunya (misalnya biasanya
sepekan dua kali, menjadi setiap hari selama sepekan karena kebetulan
pekan itu Anda libur atau cuti).
3. Jangan iseng menjemur burung lebih lama dari biasanya untuk sesekali
waktu, misalnya hanya karena Anda kebetulan sempat menunggui
berlama-lama.
4. Jangan iseng meniru-niru pola pakan dari kawan, jika Anda tidak yakin bisa konsisten untuk melaksanakannya.
5. Jangan sampai kehabisan voor merk tertentu yang biasa Anda berikan ke
burung Anda. Jangan terlalu yakin bahwa merk tertentu itu selalu
tersedia di kios pakan burung langganan Anda (kecuali Anda mau repot
muter2 ke kios lain).
6. Tips (paling gampang dilaksanakan): Konsisten merawat burung secara
tidak konsisten…(dengan risiko ditanggung sendiri…., hehehehe).
Tips dan trik menjaga kesehatan mental burung:
1. Biasakan diubah2 tempat gantungannya di tempat2 yang relatif ramai orang, gaduh, berisik.
2. Jangan diubah2 posisi tempat pakannya.
3. Jangan diubah2 bentuk dan ukuran tempat tenggeran/tangkringannya.
4. Biasakan burung dengan kerodong, topi, payung dan lain-lain, dengan warna yang beragam.
5. Biasakan dipertemukan dengan burung lain (baik sejenis maupun lain
jenis). Catatan: Jangan lama2, kalau Anda belum yakin dengan kondisi
mental si burung.
6. Biasakan dibawa bepergian (entah pakai mobil ataupun motor) entah
untuk tujuan lomba, latber, atau sekadar muter2 kota. Misalnya Anda main
ke rumah kawan dan tidak merasa repot, bawa saja burung Anda meskipun
di sana hanya digantung sendirian, sementara Anda ngobrol.
7. Milikilah burung sejenis sebagai sparring partner atau “unthul”
(bahasa Jawa, bahasa Indoensia-nya apa saya tidak bisa memilih kata yang
pas) dengan kualitas mental yang jeblok, untuk selalu “dilabrak” oleh
burung andalan kita. Ini seperti kalau kita punya ayam bangkok petarung,
maka kita perlu ayam jago lainnya (biasanya ayam lokal) yang kualitas
tarungnya jelek dengan tugas “menerima pukulan” bangkok jagoan kita. Ini
bertujuan meningkatkan mental burung dengan cara memberi perasaan bahwa
dia adalah burung “menangan” (padahal musuhnya-lah yang jelek, hehehe
bo’ongi saja biar dia pede).
Catatan A:
Burung-burung yang sangat sensitif terhadap perubahan pakan, perawatan dan lingkungan:
1. Jenis kacer/anis (AM, AK, kacer)
2. Jenis cucak (terutama CR dan CI/CH).
Catatan B:
Untuk konsistensi bisa diabaikan ketika
Anda men-treatment burung dalam proses ngurak/ bodol/ mabung karena
untuk burung2 tertentu kadang diperlukan treatment khusus yang sama
sekali berbeda (saya pernah menulis tentang ini. Coba lihat threat
tentang AM).
Burung perlu medical/behavior reco
Berkaitan dengan masalah konsistensi ini,
perlu kiranya setiap burung memiliki medical/behavior record. Tentu ini
sekadar catatan kesehatan dan perilaku yang kita tulis secara
sederhana. Dalam record itu antara lain terdapat catatan tentang pola
makan, pola mandi/jemur, design/pola kandang dan tangkringannya. Record
itu kalau bisa ditempel di tempat yang terlihat sehingga siapa saja yang
merawat burung itu akan menanganinya dengan pola yang sama. Kalau Anda
punya satu dua burung, mungkin tidak bingung ketika Anda pergi dan
meninggalkan burung pada perawat khusus/orang lain. Coba saja Anda punya
burung lebih dari 10, maka konsistensi perawatan akan kurang terjamin,
apa lagi kalau Anda mau mengoperkan perawatan kepada orang lain.
Inilah sesungguhnya yang terjadi, mengapa
selama ini banyak orang yang kecewa karena burung yang mereka beli
tidak sebagus ketika masih ada di tangan pemilik sebelumnya, misalnya.
Jadi kalau Anda beli burung bagus, tanyakan secara detil bagaimana
perawatannya, bukan sekadar pada pola pakan, tetapi juga pada pola
mandi/jemur, pola sangkar dan detail dalamnya, serta kebiasaan2 lain
yang membuat burung dalam kondisi happy (trauma pada benda2 tertentu,
bisa membuat burung macet bunyi ketika melihat benda2 sejenis).
Di dalam record itu, juga perlu ada
catatan tentang pola perawatan insidentil. Misalnya saja, ada catatan
detail pola perawatan ketika mau turun lomba/latber, sebab banyak yang
memberikan pola makan berbeda ketika dalam kondisi biasa dan kondisi
akan dilombakan/dilatberkan. Bisa saja ketika mau ditandingkan, biasa
ditambah porsi pakan A-nya dan dikurangi porsi pakan B-nya, atau malah
diberi pakan C yang tidak pernah diberikan secara harian, dan
sebagainya.
No comments:
Post a Comment